Perpustakaan sebagai bagian dari sarana
dan proses pendidikan selain fungsi dan perannya dioptimalkan, keadaan
perpustakaan itu sendiri juga harus memadai bahkan ideal. Perpustakaan
sekolah yang ideal yang sesuai dengan tuntutan zaman saat ini itu yang
seperti apa?.
Perkembangan iptek yang semakin dinamis
dan akseleratif di era globalisasi saat ini menuntut perpustakaan
untuk selalu berkembang menyesuaikan perkembangan IPTEK tersebut.
Untuk mewujudkan perpustakaan sekolah yang ideal di masa depan nanti,
ada langkah-langkah nyata dan strategis yang harus dilakukan, antara
lain mencakup (1) penataan tempat/ruang, (2) koleksi materi
perpustakaan, (3) sarana pendukung, (4) pelayanan sistem automasi, (5)
pustakawan dan (6) pemakai perpustakaan/ minat baca pemakai.
- Lokasi dan Ruang Perpustakaan
Perpustakaan yang baik lokasi dan
ruangnya haruslah startegis, dalam arti mudah terjangkau oleh para
pengunjung, baik oleh siswa, guru maupun karyawan tata Usaha. Jika
memungkinkan lokasi terpusat atau sentral, tidak di lantai atas yang
menyebabkan para siswa maupun guru enggan mengunjunginya. Akses dan
kedekatan, dekat dengan semua kawasan pengajaran. Faktor kebisingan
diminimalkan. Pencahayaan diusahakan baik dan cukup, baik lewat
jendela maupun lampu penerangan. Suhu ruangan yang tepat /sesuai (
misalnya ada suhu ruangan atupun ventilasi yang mencukupi) untuk
menjamin kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun. Ukuran ruang juga
harus cukup untuk menampung koleksi buku, fiksi dan nonfiksi dan juga
jumlah pengunjung.
2. Koleksi Materi Perpustakaan
Koleksi perpustakaan sekolah disesuaikan
dengan keadaan sekolah, jumlah siswa, kemampuan sekolah, kebutuhan para
penggunanya baik guru maupun siswa dan warga sekolah lainnya.
Perkembangan koleksi yang terus menerus merupakan keharusan untuk
menjamin penggguna memperoleh pilihan terhadap materi baru secara tetap.
Tenaga perpustakaan harus bekerjasama dengan administrator dan staf
lain agar dapat mengembangkan kebijakan manajemen koleksi bersama.
Koleksi sumber daya buku harus sesuai
dan hendaknya menyediakan sejumlah buku secara memadai per pengunjung,
misalnya satu pengunjung 10 buku. Perpustakaan terkecil hendaknya
memiliki paling sedikit 2.500 judul materi perpustakaan yang relevan dan
mutakhir agar stok buku sesuai dengan kemampuan dan latar belakang
pengguna. Paling sedikit 60% koleksi perpustakaan terdiri dari buku
nonfiksi yang berkaitan dengan kurikulum. Yang tidak kalah pentingnya,
ternyata para siswa juga butuh bacaan hiburan seperti majalah, kumpulan
cerpen, komik, atau buku teka teki silang, kaset video, dan lain-lain
yang dapat menghibur dan mengurangi kepenatan siswa. Pemilihan materi
hiburan tersebut harus ada kerjasama antara pengurus perpustakaan dengan
para siswa selaku pengunjungnya.
3. Sarana Pendukung Perputakaan Sekolah yang Ideal. Sumber daya Elektronik
Sumber informasi elektronik harus
mencerminkan kurikulum dan minat serta budaya pengguna. Sumberdaya
elektronik hendaknya meliputi akses ke Internet, pangkalan data referens
khusus dan teks lengkap, bermacam paket perangkat lunak komputer
berkaitan dengan pengajaran. Sumber tersebut hendaknya dapat diperoleh
dalam bentuk CD-ROM dan DVD.
Penting juga untuk memilih sistim
katalog perpustakaan yang dapat diterapkan untuk mengklasifikasi dan
mengkatalog materi perpustakaan sesuai dengan standar bibliografis
nasional dan internasional. Hal tersebut memungkinkan perpustakaan
memasuki jaringan yang lebih luas.
Perpustakaan mempunyai peran penting
sebagai pintu gerbang bagi pengguna masa kini yang berbasis informasi.
Karena alasan inilah, maka perpustakaan harus menyediakan akses ke
semua peralatan elektronik, komputer, dan pandang-dengar. Peralatan
tersebut meliput Komputer meja dengan akses internet, Katalog akses
publik, tape-recorder, perangkat CD-ROM, alat pemindai (scanner),
perangkat video (video players), dan peralatan komputer lainnya.
4. Pelayanan Sistem Automas
Pekerjaan administrasi dalam
perpustakaan yang ideal sudah harus dikerjakan dengan computer. Istilah
lainnya adalah sistem automasi. Sistem automasi yang utuh diartikan
sebagai sebuah sistem yang merangkai secara terpasang (online) setiap
jenis kegiatan di perpustakaan sehingga komputer menghasilkan informasi
yang bersifat serta merta (instant information). Misalnya bila sebuah
buku X dipinjam dan dicatatkan ke komputer di layanan sirkulasi, maka
data peminjaman tersebut diinformasikan seketika itu juga kepada pemakai
yang sedang melakukan penelusuran bahwa buku X telah berkurang jumlah
eksemplarnya sebanyak satu buah. Jadi pemakai dapat memperoleh informasi
tentang keberadaan sebuah buku apakah di rak atau di tangan peminjam.
Sistem automasi yang utuh juga berarti bahwa data terpusat di satu
tempat (file server) yang dapat dimanfaatkan melalui terminal-terminal
secara serentak.
5. Tenaga Perpustakaan
Tenaga perpustakaan sekolah yang ideal
di masa depan yang tersedia harus berkualifikasi (minimal D2, D3 atau
S1) dan profesional. Mereka harus lulusan ilmu perpustakaan sehingga
layak disebut pustakawan atau ahli perpustakaan. Karena saat ini eranya
adalah era teknologi informasi dan komunikasui, maka pengoperasian
komputer harus sudah menjadi menu sehari-hari. Namun pada kenyataannya,
banyak sekolah-sekolah baik tingkat SD, SMP bahkan SMU yang masih
menempatkan guru bahkan tenaga kependidikan bukan ahli pustaka sebagai
kepala perpustakaan atau petugas perpustakaan. Dengan demikian,
perkembangan perpustakaan yang ada berjalan tertatih-tatih atau
perkembangannya bagaikan jalan di tempat.
6. Pengguna / Minat Baca Pemakai
Perpustakaan sekolah yang ideal tentu
ramai dikunjungi banyak siswa, baik untuk kepentingan peminjaman dan
pengembalian buku, maupun kepentingan lainnya seperti untuk belajar,
bermain internet, mengerjakan tugas, atau untuk kegiatan belajar
mengajar bersama guru mapel. Para siswa dan guru rajin mengunjungi
perpustakaan karena memang mereka membutuhkan perpustakaan sebagai
sarana / sumber pembelajaran.
Kesimpulan dan Saran
Perpustakaan merupakan sarana proses
pembelajaran yang dilakukan dalam rangka mencapai visi dan misi sekolah,
maka keberadaan perputakaan di sekolah selain fungsinya dioptimalkan
sebagai jantungnya pendidikan, maka perlu kiranya mewujudkan
perpustakaan yang ideal sehingga perpustakaan yang ada betul-betul
memenuhi dan layak sebagai perpustakaan sekolah yang ideal yang
memungkinkan para siswanya belajar dan menggunakan perpustakaan sebagai
sumber belajar. Dengan demikian, di tengah isu adanya hasil pendidikan
kurang memuaskan, pengoptimalan peran dan fungsi perpustakaan menjadi
salah satu alternatif pemecahan di samping upaya mewujudkan perpustakaan
tersebut menjadi sebuah perpustakaan sekolah yang ideal.